Renungan Minggu Ini 4 September 2011

BUAH PERTOBATAN

Bacaan Matus 3 : 1-17
….. : "Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang?
Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. (Matius 3 : 7-8)

Hampir 400 tahun sebelum kedatangan Kristus, seolah-olah Surga bungkam. Lalu tiba-tiba, Yohanes Pembaptis muncul bagai suara menggelegar di padang belantara. Ketika kaum Farisi dan Saduki memenuhi undangan pertobatan dan baptisan, Yohanes menegur mereka sebagai keturunan ular beludak. Padahal dua kaum ini meyakini bahwa mereka keturunan Abraham, umat pilihan Allah. Yesus pun mengecam golongan ini bahwa mereka seperti kuburan yang luarnya dilabur putih, tetapi di dalamnya penuh tulang (Matius 23:27).
Saat itu, Farisi ialah kelompok yang berbasis sekuler. Kerap mereka berkolaborasi menentukan halal-haram, baik-buruk, dan salah-benar ajaran dalam ibadah serta hidup sehari-hari bangsa Israel saat itu.
Mereka ini tahu dan mengajarkan kebenaran, juga mengawasi orang lain untuk menaatinya, mereka sendiri tidak melakukannya (Lukas 11:46). Pertobatan bukan hanya soal mengerti kebenaran, tetapi yang lebih penting : melakukan apa yang diketahui dan diyakini. Inilah makna teguran Yohanes. Agar mereka menghasilkan “buah pertobatan”. Sebab jika tidak, mereka akan “ditebang dan dibuang ke dalam api”. Benar, baptisan sebagai simbol pertobatan didepan umum takkan bermakna jika orang itu tidak menghidupi kebenaran. Maka, sangat perlu orang mengakui dosanya dan menerima Kristus sebagai Tuhan serta Juru Selamat dengan rendah hati dan sungguh-sungguh. Roh Kudus akan memurnikan hati, mengikis kemunafikan, dan menjadikannya manusia baru.
Maka, mari ijinkan Roh-Nya mengikis kepalsuan di hidup Anda.
Hidupi kebenaran. Hasilkan buah pertobatan.

dari renungan harian.
“SST”